Upaya
Pemprov Papua Meningkatkan Ketrampilan dan Kemampuan Menciptakan Wirausaha
Pelaku Usaha Mikro (Naskah 2 dari Dua Tulisan)
Disela Belajar Kuliner, 15 Pelaku Usaha
Mikro asal Papua Sempatkan Diri Pelesir ke Pasar Terapung Batu
PADA
hari
ketiga, Rabu (14/10/2015), rombongan tamu dari Papua, yang belajar teknologi
pangan di Kampus Akpar Majapahit berkesempatan melakukan kunjungan lapangan ke Malang
dan Batu.
Agenda kegiatan tamu dari
Papua ini meliputi kunjungan ke pabrik kripik buah milik pasangan Ir Kristiawan
dan Luluk yang berlokasi di Malang. Dari pihak Akpar
Majapahit yang mendampingi tamu dari Papua antara lain Ir Juwono Saroso MM dan
keluarga, serta karyawan dari lembaga Kursus Tristar yang dipimpin Ernawati
dan krunya.
Kunjungan lapangan ke pabrik
kripik buah mendapat apresiasi dari Ir Kristiawan yang merintis usahanya 10
tahun terakhir, setelah sebelumnya malang melintang menjadi karyawan dan
sekarang nasibnya telah berubah menjadi seorang juragan.
Nah, dengan latar belakang
pendidikan sebagai sarjana teknologi pangan dan mendapat banyak pengalaman dari
Prof Dr Ir Sri Kumalaningrum, maka Kristiawan memulai usahanya membuat pabrik
kripik buah –nangka, salak, nanas, semangka, kesemek-- dalam skala rumahan.
Usahanya semakin berkembang
setelah produknya diterima pasar. Makanya, dia makin rajin blusukan ke
daerah-daerah penghasil buah yang kelak dikembangkan sebagai cluster industry
kecil kripik buah.
Dalam kesempatan sharing keberhasilan dengan tamunya dari
Papua, Kristiawan pun menyatakan kesiapannya berpartnership dengan Akpar
Majapahit untuk menularkan ilmunya kepada masyarakat.
Dengan demikian, buah-buahan
asli Indonesia –buah tropis nan eksotis— nantinya akan mampu menjadi motor dalam
menggerakkan ekonomi masyarakat (pedesaan) dan punya nilai tambah apabila
diolah dengan baik dan benar.
Ia juga menyatakan
kesiapannya bersama tim dari Akpar Majapahit jika pihak Pemprov Papua
melanjutkan kegiatan seperti ini untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan
pelaku usaha mikro dalam berwirausaha.
Menyikapi keinginan itu,
Bramantyo Wardhana dari Biro Perekonomian Setdaprov Papua mengatakan, langkah
awal ini merupakan pilot project
untuk mengubah mind set warga Papua,
bagaimana menyikapi hasil sumber daya alam (SDA) Papua yang cukup melimpah
tetapi belum terkelola dengan baik, terutama dari sektor perikanan dan
kelautan, pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan.
Untuk menambah jumlah
peserta pelatihan pemberdayaan pelaku usaha mikro di masa mendatang, pihaknya
harus melobi DPRD Papua karena anggaran untuk program ini –Berdaya Mas dan
Prospek—harus mendapat persetujuan legislatif.
Untuk tahun ini, anggaran
Biro Perekonomian yang disetujui dewan baru sekitar Rp 7 miliar, ke depannya
--jika pilot project ini berhasil--
maka DPRD siap menggelontorkan dana lebih besar lagi kepada Biro Perekonomian
Setdaprov Papua, karena pelatihan semacam ini langsung dirasakan manfaatnya
oleh pelaku usaha mikro di Papua.
Prinsipnya pemprov akan
melanjutkan program ini di masa mendatang. Pemda tidak mungkin berhenti sampai
di sini karena kalau usai pelatihan mereka dilepas begitu saja, maka tujuan
memberdayakan pelaku usaha mikro di Papua tidak akan berhasil.
”Untuk itu kami akan terus
melakukan pendampingan teknis bersama
teman-teman SKPD dari Disperindag, Dinas Koperasi dan UMKM, Dispenda dan dinas
teknis terkait,” terang Bramantyo mendampingi Karo Perekonomian Papua Rika
Monim di Malang, kemarin.
Usai meninjau proses
pembuatan kripik buah dari bahan mentah sampai produk jadi, tamu dari Papua
menyempatkan diri untuk belanja oleh-oleh khas Malang tersebut di outlet pabrik
kripik buah tersebut yang menyediakan aneka kripik buah, sari buah, krupuk
kentang, dan camilan lainnya dengan harga terjangkau.
Pasar
Terapung Batu
Setelah mengunjungi pabrik
kripik buah, rombongan tamu dari Papua, diajak ke Pasar Terapung Batu. Selama di sana, pengunjung pasar rakyat yang
didesain mirip pasar terapung di Pattaya Thailad itu menjajakan aneka kuliner
yang lezat dan mengundang selera.
Pengunjung pasar juga bisa
memilih aneka t-shirt, kemeja, pernak pernik asesories dan aneka jenis
handicraft untuk cendera mata (souvenir). Belum puas jalan-jalan di pasar
terapung, pengunjung –sebagian besar keluarga—dimanjakan oleh layanan perahu
yang siap mengantarkan pengunjung pasar terapung untuk keliling area pasar
lewat jalur air (dari sungai buatan). Pokoknya asyikkk banget….!
Setelah puas menikmati
pelesir di Malang dan Batu, rombongan tamu dari Papua balik lagi ke Surabaya.
Sebelumnya sampai ke hotel tempat mereka menginap –Hotel Bekizaar—Jl Basuki
Rakhmat, peserta pelatihan teknologi pangan masih dimanjakan dengan sajian menu
makan malam di rumah makan Dapur Desa.
Sedangkan pada hari terakhir
(Kamis, 15/10/2015), 15 pelaku usaha mikro dari Papua masih mendapat pembekalan
berupa pelatihan membuat mie merah alami, siomay buah merah dan kulitnya, serta
membuat es krim dari buah merah.
Dalam pelatihan itu, peserta
dipandu langsung oleh Ir Indah Fitriana dan Rahma Nurdevianti STP. Mereka
diajarkan mulai pengenalan bahan, cara pembuatan mie merah alami, isi siomay
dari daging ayam dan ikan tengiri, kulit siomay buah merah dan es krim buah
merah.
Dengan antusias mereka
mengikuti pelatihan dari awal sampai akhir. Usai membuat mie, siomay dan es
krim, masing-masing peserta pelatihan mendapat jatah gratis mie goreng pedas,
siomay merah putih dan mencicipi es krim buah merah lezat standar pabrikan. Wow
enak sekali…!
Memungkasi pelatihan empat
hari di kampus Akpar Majapahit, 15 pelaku usaha mikro dari Papua ini masih
menyempatkan diri belanja bahan masakan dan kue di Toko 9 yang sulit ditemukan
di Papua. Mereka juga memborong mixer kecil (8 unit), mini vacuum (5 unit),
hand sealer (5 unit), spiner atau alat penapis minyak (1 unit).
Menurut Enny, Marketing Tristar
Machinery, peralatan memasak yang dipesan tamu dari Papua ini siap di-packing
dan dikapalkan ke Papua oleh ekspedisi yang menjadi langganan Tristar
Machinery. Dijadwalkan barang-barang tersebut sampai di Papua, 7 sampai 15
hari. Selamat Anda memang layak menjadi pebisnis kuliner
yang sukses di Papua. (ahn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar